Pendahuluan
Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang
mempelari tingkah laku manusia[1]
dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya yang tak terbatas. Dalam ilmu ekonomi terbagi atas dua kelompok,
yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Karena mata kuliah ini
terkonsentrasi pada ilmu ekonomi mikro, maka ilmu ekonomi mikro adalah salah
satu cabang ilmu ekonomi yang pembahasannya tertitikberatkan pada perilaku
ekonomi individu rumah tangga, perusahaan dan pasar. Seperti pendapat
Samuelson, Nordhous, (1995:5): “Microeconomics
is branch of economics which is concerned with the behavior of individual
entities such as markets, firm and households”.[2]
Ilmu Ekonomi Mikro memberikan suatu metode
kepada seseorang atau rumah tangga untuk mengelola sumberdaya ekonomi yang
dimiliki agar mampu dimanfaatkan secara efisien. Dalam ilmu ini pembahasannya
tidak lebih sekedar garis besar tentang perekonomian secara nyata, dan
teori-teori serta model yang digunakan untuk pembahasan yang terbatas dan tidak
universal. Walaupun terkadang dalam kondisi nyata yang sebenarnya sendiri bisa
jadi bertolak belakang dan bertentangan dari hasil rumusan yang terdapat dalam
ilmu ini.[3]
Dalam pembahasannya, ilmu ini
membahas tentang teori permintaan, penawaran, keseimbangan pasar, tingkah laku
konsumen, elastisitas, produksi, biaya dan pasar. Dan dalam makalah yang di
buat ini membahasa tentang teori pasar, dimana lebih terkonsentrasi pada Pasar
Monopolistik secara konvensional, dan Prespektif Islamnya.
Rumusan Masalah:
1.
Pengertian pasar persaingan monopolistik.
2.
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik.
3.
Keseimbangan dalam pasar persaingan monopolistik.
4.
Penilaian atas pasar persaingan monopolistik.
5.
Persaingan selain harga dalam pasar persaingan
monopolistik.
6.
Kebaikan dan keburukan pengiklanan pasar persaingan
monopolistik.
7.
Transaksi Najesy pada pasar persaingan monopolistik.
1. Pengertian
Pasar Monopolistik
Pasar
Persaingan Monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan
penawaran dalam sebuah pasar dimana terdapat sejumlah besar penjual yang
menjual barang sejenis[4]
namun memiliki keistimewaan masing-masing. Dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi
Mikro”, Boediono mendefenisikan persaingan monopolistis akan terjadi jika dalam
suatu pasar ada banyak produsen, namun memiliki unsur-unsur differentiated product (perbedaan merk,
takaran, jenis, bahan, fitur, bentuk dan sebagainya).[5] Dan
dikatakan pula, pasar persaingan monopolistik terletak di antara pasar
persaingan sempurna dan pasar persaigan monopoli, namun posisinya lebih dekat
dengan pasar persaigan sempurna secara kegiatan praktisnya, tapi memiliki
sifat-sifat pasar persaingan monopoli.[6]
Jadi
dapat kami simpulkan bahwa, pasar persaingan monopolistic adalah tempat
bertemunya antara interaksi permintaan dan penawaran dari banyak produsen dan
konsumen untuk satu jenis barang yang sama (homogen)
secara universal, namun memiliki
sifat barang yang heterogen karena
memiliki diferensiasi product,
sehingga setiap produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat
persaingan secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk
pasar.
2. Ciri-ciri
pasar persaingan monopolistik
A. Terdapat
banyak penjual/produsen dan pembeli/konsumen yang terdapat dalam pasar.
B. Memiliki
differentiated product yang
diperjual-belikan.
C. Adanya
kemampuan produsen mempengaruhi harga.
D. Terdapat
persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan.
E. Adanya
kemudahan produsen lain keluar masuk pasar.
3. Keseimbangan
pasar persaingan monopolistik.
Ciri-ciri
persaingan monopolistik seperti yang diterangkan menimbulkan pengaruh yang
cukup penting keatas corak yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan
monopolistik. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan
monopolistik adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi
elastisnya tidak sampai mencapai elastis sempurna. Maka pada hakikatnya, kurva
permintaan keatas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistik
adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan
turun dengan curam). Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik
tidak bersifat elastis sempurna.
A.
Keseimbangan Jangka
Pendek
Oleh karena kurva
permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit dan akibatnya kurva MR tidak
berimpit dengn kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan
dalam persaingan pasar monopolistik adalah sama dengan didalam monopoli.
Bedanya, didalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh
pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistik permintaan yang dihadapi
perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.
Dua
keadaan perusahaan monopolistik ditujukan dalam gambar diatas. Yang ditunjukkan
dalam gambar (a) adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada
tingkat dimana keadaan MC=MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai
apabila jumlah produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga
adalah P. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan mkasimum yang dinikmati
perusahaan monopolistik. Dalam gambar (b) yang ditunjukkan adalah keadaan
dimana perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila
keadaan MC=MR tercapai, ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi
sebanyak Q. Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang
diderita digambarkan oleh kotak PABC.
B.
Keseimbangan Jangka
Panjang
Keuntungan
lebih dari normal yang ditunjukkan dalam gambar diatas (a) akan menarik
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam
persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada perusahaan-perusahaan
baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam
jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi
permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti
kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga
kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti yang
ditunjukkan oleh anak panah dalam gambar diatas (a). Kemasukan perusahaaan baru
dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga
perusahaaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti
halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam
persaingan monopolistik setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal
didalam jangka panjang.[7]
4.
Penilaian atas Pasar
Persaingan Monopolistik
Di dalam bagian ini analisis yang dibuat
hanya meliputi penilaian atas efek dari pasar yang bersifat persaingan
monopolistik kepada penggunaan terhadapa sealain persaingan harga. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan
oleh perusahaan monopolistik adalah melakukan promosi penjualan secara iklan.
A.
Efisiensi dalam
Menggunakan Sumber Daya
Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan
persaingan monopolistis sama-sama mendapatkan keuntungan normal, tetapi dalam
perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang
lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan
kapasitas memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang
optimal).
B.
Efisiensi dan
Diferensiasi Produksi
Persaingan monopolistis bersifat berbeda
corak , yaitu berbeda dari segi mutu, pengemasannya, bentuk
barangnya dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan – perbedaan ini menyebabkan
para konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat
mereka di dalam pasar persaingan sempurna. Namun, pilihan yang beraneka ragam
terhadap suatu produk itu dipandang sebagai kompensasi kepada penggunaan
sumber-sumber daya yang kurang efisien dalam pasar persaingan monopolistic oleh
para ahli ekonomi.
C.
Perkembangan
Teknologi dan Inovasi
Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat
bahwa pasar persaingan monopolistik memberikan dorongan yang sangat
terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi.Terbatasnya dorongan tersebut
disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan
normal. Walaupun di dalam jangka pendek terdapat keuntungan yang melebihi
normal sehingga dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi dan
melakukan inovasi, tetapi tidak akan bertahan lama karena keuntungan
supernormal itu justru menarik perusahaan baru untuk masuk dalam pasar.
Akibatnya dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan
teknologi dari perkembangan dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
D.
Distribusi
pendapatan
Persaingan monopolistik
mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti yang
biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah
seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih – lebihan dalam jangka
panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak mendapat pendapatan berlebihan
pula dan pendapatan itu dibagikan kepada semua pengusaha dan pemilik
modal. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli – ahli ekonomi
berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi
pendapatan yang lebih merata.
5.
Persaingan selain harga dalam pasar persaingan
monopolistik.
Persaingan bukan harga pada hakikatnya
mengandung arti usaha-usaha diluar perubahan harga yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang
diproduksikannya.
Persaingan bukan harga dapat di
bedakan kepada dua jenis:
·
Differensiasi produksi, yaitu
menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya
dengan produksi perusahaan-perusahaan lain.
·
Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan
merupakan bagian yang penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya.
Kegiatan pengiklanan
ini bertujuan untuk sebagai berikut:
· Untuk
memberi informasi mengenai produk yang dipasarkan
· Untuk
menekankan kualitas produk secara persuasif
· Untuk
memelihara hubungan baik dengan para konsumen
Di dalam persaingan
monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan harga sangat aktif dilakukan.
Namun, di dalam dua pasar terdahulu yaitu persaingan sempurna dan monopoli,
persaingan bukan harga tidak begitu dipentingkan. Untuk monopoli alasannya
tidak sukar untuk dicari, yaitu karena perusahaan monopoli tidak
mempunyai saingan. Dalam persaingan sempurna,
persaingan bukan harga tidak dilakukan karena barang yang
diproduksikan perusahaan-perusahaan adalah serupa.[8]
6.
Kebaikan dan keburukan pengiklanan dalam
persaingan monopolistik
A.
Pandangan Lain Yang
Menyokong Pengiklanan
Di samping karana
biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah, golongan yang menekankan
tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan berikut:
1. Pengiklanan
membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan
jenis‑jenis barang yang akan dibelinya.
Dengan iklan perusahaan‑perusahaan
dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan, atau
barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat
menerangkan kepada konsumen tempat‑tempat di mana suatu barang dapat dibeli.
Ini mengurangi biaya dan menghemat waktu konsumen untuk mencari barang
tersebut.
2. Iklan
akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.
Dalam mempromosikan
barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat‑sifat istimewa
dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada
perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai
keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama
yang diproduksikan perusahaan lain.
3.
Iklan membantu membiayai
perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar dan
majalah.
Dengan membuat iklan
dalam perusahaan‑perusahaan ini sebagian biaya mereka akan dibayar oleh
kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi subsidi pemerintah untuk
membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan (ii) menurunkan harga
surat kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih rendah dari yang akan diterapkan
apabila tidak terdapat iklan.
4.
Iklan menaikkan
kesempatan kerja.
Telah ditunjukkan
sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan jumlah produksi. Untuk menambah
produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan demikian pengiklanan juga
menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.
B. Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan
Selain mendapat
sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat,
iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat‑sifat yang
negatif. Uraian berikut memberi gambaran tentang beberapa kritik terhadap
pengiklanan:
1.
Promosi secara iklan
adalah suatu penghamburan
Ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan perubahan
apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah diterangkan
dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah pula, walaupun
pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan pada waktu yang sama
penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian kalau ditinjau dari sudut
keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah barang
yang diproduksikan dan dijual kepada konsumen.
2.
Iklan tidak selalu
memberi informasi yang betul.
Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat
sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa sesuatu
barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di pasar,
akan menarik segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang
selalu, dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan
melalui Man adalah lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh
konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen tersebut.
3.
Iklan bukanlah suatu
cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian
Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan
dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif
hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.
4.
Iklan dapat menjadi
penghambat kepada perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industry
Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami
pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan
permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu
perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam industri
tersebut.
Pengiklanan Suatu Kesimpulan
Dengan
mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan buruk baiknya kegiatan
pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai di manakah iklan
memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai
beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu kelemahannya dapat dengan
mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan,
haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul dihindarkan. Beberapa langkah
penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
- Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya.
- Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat.
Kegiatan
pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi
penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.[9]
7.
Transaksi Najsy di Pasar Monopolistik
Transaksi Najsy
di haramkan karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar
dengan harga tinggi agar orang lain tertarik pula untuk membeli. Si penawar
sendiri tidak bermaksud untuk benar-benar membeli barang tersebut ia hanya
ingin menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli. Sebelumnya orang ini
telah mengadakan kesepakatan dengan penjual untuk membeli dengan harga tinggi
agar ada pembeli yang sesungguhnya dengan harga yang tinggi pula dengan maksud
untuk menipu. Akibatnya terjadi “permintaan palsu” (false demand). Tingkat
permintaan yang tercipta tidak di hasilkan secara alamiah.
KESIMPULAN
Pasar
persaingan monopolistik adalah tempat bertemunya antara interaksi permintaan
dan penawaran dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis barang yang
sama (homogen) secara universal, namun memiliki sifat barang
yang heterogen karena memiliki diferentited product, sehingga setiap
produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat persaingan
secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk pasar.
Keseimbangan
pasar monopolistik ada dua yaitu keseimbangan jangka pendek dan keseimbangan
jangka panjang. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistic: Terdapat banyak
penjual/produsen dan pembeli/konsumen yang terdapat dalam pasar, memiliki differentiated product yang
diperjual-belikan, adanya kemampuan produsen mempengaruhi harga, dan terdapat
persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan.
[1]
Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Prespektif Islam : (Malang : UIN-MALANG PRESS.
2008)cet. 1, hal. 2
[2]
Ibid, hal. 6
[3]
Ibid, hal. 10
[4]
Ibid, hal. 226
[5]
Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 EKONOMI MIKRO : (Yogyakarta
: BPFE-YOGYAKARTA. 2010) hal. 144
[6] Wahyu
Adji, dkk, Ekonomi untk SMA/MA Jilid ! Kelas X : (Jakarta : PENERBIT ERLANGGA.
2007) hal. 121
[7] http://seberkasbian.blogspot.com/2013/02/ekonomi-mikro-persaingan-monopolistik.html
diakses pada 17 June 2014
pukul 08:35 WIB
[8] http://risckhawoelandhary.blogspot.com/2012/02/pasar-persaingan-monopolistik.html
diakses pada 17 June 2014
pukul 08:47 WIB
[9] http://jausaja.wordpress.com/2011/04/11/pasar-monopolistis-2/
di akses pada 17 June 2014 pukul 20:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar