Senin, 07 April 2014

Paper SECT 2014 UNNES Arief



Judul : Menyemai Benih-Benih Ekonomi Syariah di Tengah Lingkungan Kita
Nama : Ahmad Arief Widodo
NIM     : 132411141
Asal KSEI : Forshei
Asal Universitas : IAIN Walisongo















Abstract
Ahmad Arief Widodo.2014.Menyemai Benih-Benih Ekonomi Syariah di Tengah  Lingkungan Kita.IAIN Walisongo
The growth of Islamic financial institutions very rapidly in Indonesia is not in barengi with an understanding of Islamic economics is widely prevalent in the society due to lack of socialization and education so that the need for changes to foster Islamic economic values ​​in the middle of our neighborhood.
This paper discusses the strategies of Islamic economics education in the family environment, the campus environment and in the wider community to bring more information to the public about the sharia-based economy in order to avoid imbalances between the growth of Islamic financial institutions very rapidly with the public's knowledge about the Islamic economy is still minimal.













1           Pendahuluan

Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, yang membuka mata masyarakat Indonesia akan adanya kerentanan dan kelemahan fundamental dari sistem ekoknomi konvensional. Di balik Dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia akibat dampak negatif bunga (interest), memberi efek positif bagi perkembangan sistem  perbankan syari’ah yang anti riba atau bunga. Di saat banyak bank lokal kolaps dan ditutup membuat  perekonomian indonesia semakin terpuruk. BMI (Bank Mu’amalat Indonesia) yang menerapkan sistem syari’ah justru berdiri tegak dan memperoleh keuntungan di tengah krisis yang terjadi.
Seiring  perkembangan lembaga keuangan syariah yang cukup pesat yang di tandai dengan semakin menjamur nya lembaga keuangan yang berbasis syariah di Indonesia, tidak membuat nilai-nilai dari ekonomi syariah tertanam kuat di tengah-tengah masyarakat Indonesia.Sehingga perlu ada nya gerakan untuk pembaruan dan perubahan agar ekonomi syariah dapat bersinergi dan tumbuh subur di tengah lingkungan masyrakat.
Sistem ekonomi syariah yang nilai-nilainya berasal dari hukum islam seharusnya dapat dengan mudah di terima di lingkungan masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas penduduknya adalah muslim.Oleh karena itu di perlukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat agar ekonomi syariah tertanam dalam diri setiap anggota masyarakat secara kaffah.















2 Pembahasan
Menyemai Benih-Benih Ekonomi Syariah di Tengah Lingkungan Kita
Seiring dengan semakin berkembangnya lembaga keuangan syariah di tengah masyarakat dunia termasuk di Indonesia, hal ini tidak memberi efek signifikan terhadap pengetahuan masyarakat umum dan para akademisi di Indonesia tentang ekonomi syariah. Perlu adanya perubahan dari diri kita sendiri untuk membuka jendala wawasan masyarakat tentang ekonomi berbasis syariah sesuai dengan kutipan firman Allah dalam surat Ar-Ra’ad ayat 11 :”……..Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri……”
Untuk memupuk nilai-nilai ekonomi syariah di masyarakat, kita bisa memulainya dari dalam rumah., karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat sehingga pengaruh antara anggota keluarga akan memberikan efek yang cukup besar kepada anggota keluarga yang lain. Untuk memasukan nilai-nilai ekonomi syariah di dalam keluarga dapat melalui perubahan-perubahan yang bertahap seperti mengajarkan anggota keluarga untuk tidak berlebih-lebihan dalam berkonsumsi  karna Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan seperti yang tertera dalam surat Al-Araf ayat 31,Kemudian kita dapat memupuk sifat kedermawanan dalam diri setiap anggota keluarga yang berlandaskan surat Al- Balad ayat 10-16, lalu kita dapat memberi contoh kepada anggota keluarga untuk menunaikan zakat jika harta yang di miliki telah mencapai nisbahnya sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 43 dan membangun etos kerja seorang muslim yang sesuai dengan surat Al- Jumu’ah ayat 10 di lingkungan keluarga. Melalui perubahan bertahap seperti itu akan memudahkan kita memasukan nilai-nilai ekonomi syariah di dalam rumah.
Setelah menghidangkan nilai-nilai ekonomi syariah di dalam keluarga, kemudian kita mulai menyemai benih-benih ekonomi syariah di antara sesama akademisi kampus. Kita dapat membuka wawasan para akedemisi tentang ekonomi syariah melalui obrolan – obrolan ringin tapi berbobot dan diskusi-diskusi kecil mengenai sistem bagi hasil dalam ekonomi syariah, akad-akad ekonomi syariah dan lembaga keuangan syariah. Jika beberapa teman-teman akademisi tertarik akan sistem ekonomi berbasis syariah kita dapat membentuk diskusi kecil (Small Grup Discussion) yang rutin untuk membahas ekonomi syariah dan kemudian membentuk organisasi yang fokus kajiannya adalah ekonomi syariah yang bertujuan untuk mempelajari ekonomi syariah secara mendalam ,memberi informasi mengenai ekonomi syariah dan melakukan pelatihan serta seminar ekonomi syariah kepada para mahasiswa.
Kemudian ketika teman-teman di lingkungan kampus telah memiliki fondasi ekonomi syariah yang kuat, kita dapat terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi tentang ekonomi syariah seperti hal-hal yang dilarang dalam bermuamalah, pengenalan lembaga keuangan syariah ke masyarakat, menginformasikan kepada masyarakat tentang nilai-nilai positif dalam ekonomi syariah, kemudian melakukan pendidikan kepada masyarakat tentang akad-akad dalam ekonomi syariah, produk-produk dalam lembaga keuangan syariah dsb. Serta bekerja sama dengan lembaga keuaungan syariah unutuk membuat acara seminar ke sekolah dan perusahaan tentang ekonomi syariah dan terakhir melakukan pelatihan seperti pelatihan wirausaha ala rasulillah saw.
Melalui tiga tahap pendidikan di lingkungan sekitar kita (keluarga, kalangan akademisi dan masyrakat umum) seperti di atas. Kita telah menyemai benih-benih ekonomi syariah di lingkungan kita kemudian kita hanya tinggal menunggu saat nya panen dari benih yang telah kita semai.






















3           Kesimpulan

Untuk memberi pendidikan ekonomi syariah di tengah lingkungan kita dapat di mulai dari keluarga. Kita harus membentuk  keluarga berbasis ekonomi syariah terlebih dahulu agar keluarga kita dapat di jadikan contoh oleh masyarakat sekitar. Kemudian untuk menarik minat teman-teman akademisi akan ekonomi syariah dengan pendekatan berupa obrolan ringin dan diskusi-diskusi kecil tentang ekonomi syariah lalu jika ada beberapa akademisi yang tertarik untuk membahas ekonomi syariah, kita dapat membentuk suatu forum kajian ekonomi syariah di kampus untuk membuka wawasan seluruh warga kampus tentang ekonomi syariah, melalui forum kajian ekonomi syariah ini kita dapat terjun ke masyarakat umum dengan melakukan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan ekonomi syariah.




















4 Refference
[1] Taringan, Azhari Akmal.,Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi,ed.201,Citapustaka Media Perintis(2012)
[2] Karim,Adiwarman Azwar.,Ini lho,bank syariah !,ed.ix, Hamdalah(2008)
[3] Gaus,Ahmad.,Filantropi Dalam Masyarakat Islam,ed.12,Elex Media Komputindo(2008)
[4] Luth,Thohir., Antara perut & etos kerja dalam perspektif Islam,ed.51,Gema Insani Pers(2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar