Rabu, 18 Juni 2014

Makalah Pasar Monopolistik



Pendahuluan
            Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelari tingkah laku manusia[1] dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang tak terbatas. Dalam ilmu ekonomi terbagi atas dua kelompok, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Karena mata kuliah ini terkonsentrasi pada ilmu ekonomi mikro, maka ilmu ekonomi mikro adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang pembahasannya tertitikberatkan pada perilaku ekonomi individu rumah tangga, perusahaan dan pasar. Seperti pendapat Samuelson, Nordhous, (1995:5): “Microeconomics is branch of economics which is concerned with the behavior of individual entities such as markets, firm and households”.[2]
             Ilmu Ekonomi Mikro memberikan suatu metode kepada seseorang atau rumah tangga untuk mengelola sumberdaya ekonomi yang dimiliki agar mampu dimanfaatkan secara efisien. Dalam ilmu ini pembahasannya tidak lebih sekedar garis besar tentang perekonomian secara nyata, dan teori-teori serta model yang digunakan untuk pembahasan yang terbatas dan tidak universal. Walaupun terkadang dalam kondisi nyata yang sebenarnya sendiri bisa jadi bertolak belakang dan bertentangan dari hasil rumusan yang terdapat dalam ilmu ini.[3]
            Dalam pembahasannya, ilmu ini membahas tentang teori permintaan, penawaran, keseimbangan pasar, tingkah laku konsumen, elastisitas, produksi, biaya dan pasar. Dan dalam makalah yang di buat ini membahasa tentang teori pasar, dimana lebih terkonsentrasi pada Pasar Monopolistik secara konvensional, dan Prespektif Islamnya.
Rumusan Masalah:
1.      Pengertian pasar persaingan monopolistik.
2.      Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik.
3.      Keseimbangan dalam pasar persaingan monopolistik.
4.      Penilaian atas pasar persaingan monopolistik.
5.      Persaingan selain harga dalam pasar persaingan monopolistik.
6.      Kebaikan dan keburukan pengiklanan pasar persaingan monopolistik.
7.      Transaksi Najesy pada pasar persaingan monopolistik.
1.      Pengertian Pasar Monopolistik
            Pasar Persaingan Monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dalam sebuah pasar dimana terdapat sejumlah besar penjual yang menjual barang sejenis[4] namun memiliki keistimewaan masing-masing. Dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi Mikro”, Boediono mendefenisikan persaingan monopolistis akan terjadi jika dalam suatu pasar ada banyak produsen, namun memiliki unsur-unsur differentiated product (perbedaan merk, takaran, jenis, bahan, fitur, bentuk dan sebagainya).[5] Dan dikatakan pula, pasar persaingan monopolistik terletak di antara pasar persaingan sempurna dan pasar persaigan monopoli, namun posisinya lebih dekat dengan pasar persaigan sempurna secara kegiatan praktisnya, tapi memiliki sifat-sifat pasar persaingan monopoli.[6]
            Jadi dapat kami simpulkan bahwa, pasar persaingan monopolistic adalah tempat bertemunya antara interaksi permintaan dan penawaran dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis barang yang sama (homogen) secara universal, namun memiliki sifat barang yang heterogen karena memiliki diferensiasi product, sehingga setiap produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat persaingan secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk pasar.

2.      Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik
A.    Terdapat banyak penjual/produsen dan pembeli/konsumen yang terdapat dalam pasar.
B.     Memiliki differentiated product yang diperjual-belikan.
C.     Adanya kemampuan produsen mempengaruhi harga.
D.    Terdapat persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan.
E.     Adanya kemudahan produsen lain keluar masuk pasar.

3.      Keseimbangan pasar persaingan monopolistik.
Ciri-ciri persaingan monopolistik seperti yang diterangkan menimbulkan pengaruh yang cukup penting keatas corak yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisnya tidak sampai mencapai elastis sempurna. Maka pada hakikatnya, kurva permintaan keatas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat elastis sempurna.

A.    Keseimbangan Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit dan akibatnya kurva MR tidak berimpit dengn kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam persaingan pasar monopolistik adalah sama dengan didalam monopoli. Bedanya, didalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistik permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.




            Dua keadaan perusahaan monopolistik ditujukan dalam gambar diatas. Yang ditunjukkan dalam gambar (a) adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat dimana keadaan  MC=MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan mkasimum yang dinikmati perusahaan monopolistik. Dalam gambar (b) yang ditunjukkan adalah keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC=MR tercapai, ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q. Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC.


B.     Keseimbangan Jangka Panjang
            Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam gambar diatas (a) akan menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada perusahaan-perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh anak panah dalam gambar diatas (a). Kemasukan perusahaaan baru dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan  sempurna, dalam persaingan monopolistik setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal didalam jangka panjang.[7]

4.      Penilaian atas Pasar Persaingan Monopolistik
      Di dalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian atas efek dari pasar yang bersifat persaingan monopolistik kepada penggunaan terhadapa sealain persaingan harga.  Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan monopolistik adalah melakukan promosi penjualan secara iklan.

A.    Efisiensi dalam Menggunakan Sumber Daya
            Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan persaingan monopolistis sama-sama mendapatkan keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas  memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang optimal).

B.     Efisiensi dan Diferensiasi Produksi
      Persaingan monopolistis bersifat berbeda corak , yaitu  berbeda dari segi mutu, pengemasannya, bentuk barangnya dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan – perbedaan ini menyebabkan para konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di dalam pasar persaingan sempurna. Namun, pilihan yang beraneka ragam terhadap suatu produk itu dipandang sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber-sumber daya yang kurang efisien dalam pasar persaingan monopolistic oleh para ahli ekonomi.

C.                        Perkembangan Teknologi  dan Inovasi
            Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa  pasar persaingan monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi.Terbatasnya dorongan tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Walaupun di dalam jangka pendek terdapat keuntungan yang melebihi normal sehingga dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, tetapi tidak akan bertahan lama karena keuntungan supernormal itu justru menarik perusahaan baru untuk masuk dalam pasar. Akibatnya dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan teknologi dari perkembangan dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

D.                        Distribusi pendapatan
             Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih – lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak mendapat pendapatan berlebihan pula dan pendapatan itu dibagikan kepada semua pengusaha dan pemilik modal. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli – ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.

5.      Persaingan selain harga dalam pasar persaingan monopolistik.

     Persaingan bukan harga pada hakikatnya mengandung arti  usaha-usaha diluar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang diproduksikannya.
            Persaingan bukan harga dapat di bedakan kepada dua jenis:
·           Differensiasi produksi, yaitu menciptakan  barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan   produksi perusahaan-perusahaan lain.
·           Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan merupakan bagian yang penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya.
Kegiatan pengiklanan ini bertujuan untuk sebagai berikut:

·         Untuk memberi informasi mengenai produk yang dipasarkan
·         Untuk menekankan kualitas produk secara persuasif
·         Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen

Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan harga sangat aktif dilakukan. Namun, di dalam dua pasar terdahulu yaitu persaingan sempurna dan monopoli, persaingan bukan harga tidak begitu dipentingkan. Untuk monopoli alasannya tidak sukar untuk dicari, yaitu karena perusahaan monopoli tidak mempunyai  saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan  bukan harga tidak dilakukan karena barang yang diproduksikan perusahaan-perusahaan adalah serupa.[8]

6.      Kebaikan dan keburukan pengiklanan dalam persaingan monopolistik
A.    Pandangan Lain Yang Menyokong Pengiklanan
            Di samping karana biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah, golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan berikut:

1.      Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan jenis‑jenis barang yang akan dibelinya. 

Dengan iklan perusahaan‑perusahaan dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan, atau barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat menerangkan kepada konsumen tempat‑tempat di mana suatu barang dapat dibeli. Ini mengurangi biaya dan menghemat waktu konsumen untuk mencari barang tersebut.

2.      Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. 

Dalam mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat‑sifat istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksikan perusahaan lain.

3.      Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. 

Dengan membuat iklan dalam perusahaan‑perusahaan ini sebagian biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan (ii) menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih rendah dari yang akan diterapkan apabila tidak terdapat iklan.

4.      Iklan menaikkan kesempatan kerja. 

Telah ditunjukkan sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.


B.  Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan
            Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat‑sifat yang negatif. Uraian berikut memberi gambaran tentang  beberapa kritik terhadap pengiklanan:

1.      Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan 

Ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan perubahan apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah pula, walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan pada waktu yang sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian kalau ditinjau dari sudut keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah barang yang diproduksikan dan dijual kepada konsumen.

2.      Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul. 

Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa sesuatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di pasar, akan menarik­ segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang selalu, dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui Man adalah lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen tersebut.

3.      Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian 

Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.

4.      Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industry

Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam industri tersebut.

            Pengiklanan Suatu Kesimpulan

            Dengan mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan buruk baiknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai di manakah iklan memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu kelemahannya dapat dengan mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan, haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
  • Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya.
  • Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat.
            Kegiatan pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.[9]

           

7.      Transaksi Najsy di Pasar Monopolistik

            Transaksi Najsy di haramkan karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik pula untuk membeli. Si penawar sendiri tidak bermaksud untuk benar-benar membeli barang tersebut ia hanya ingin menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli. Sebelumnya orang ini telah mengadakan kesepakatan dengan penjual untuk membeli dengan harga tinggi agar ada pembeli yang sesungguhnya dengan harga yang tinggi pula dengan maksud untuk menipu. Akibatnya terjadi “permintaan palsu” (false demand). Tingkat permintaan yang tercipta tidak di hasilkan secara alamiah.






















KESIMPULAN
            Pasar persaingan monopolistik adalah tempat bertemunya antara interaksi permintaan dan penawaran dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis barang yang sama (homogen) secara universal, namun memiliki sifat barang yang heterogen karena memiliki diferentited product, sehingga setiap produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat persaingan secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk pasar.

            Keseimbangan pasar monopolistik ada dua yaitu keseimbangan jangka pendek dan keseimbangan jangka panjang. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistic: Terdapat banyak penjual/produsen dan pembeli/konsumen yang terdapat dalam pasar, memiliki differentiated product yang diperjual-belikan, adanya kemampuan produsen mempengaruhi harga, dan terdapat persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan.


[1] Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Prespektif Islam : (Malang : UIN-MALANG PRESS. 2008)cet. 1, hal. 2
[2] Ibid, hal. 6
[3] Ibid, hal. 10
[4] Ibid, hal. 226
[5] Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 EKONOMI MIKRO : (Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA. 2010) hal. 144
[6] Wahyu Adji, dkk, Ekonomi untk SMA/MA Jilid ! Kelas X : (Jakarta : PENERBIT ERLANGGA. 2007) hal. 121
[9] http://jausaja.wordpress.com/2011/04/11/pasar-monopolistis-2/ di akses pada 17 June 2014 pukul 20:00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar